I actually like the finale!
Gue gak langsung suka sama endingnya ini. Terlalu menyedihkan liat Robin dan Barney bercerai setelah nonton satu season penuh episodenya berputar di persiapan kawinan mereka melulu. Lebih bikin sedih lagi karena Robin akhirnya menarik diri dari “the gang” dan Barney kembali jadi womanizer walaupun akhirnya Barney bener-bener bisa berubah setelah punya bayi dari salah satu one-night stand-er-nya. Dan tentunya sedih banget liat The Mother yang muncul cuma sekejap, kemudian mati, padahal pencariannya butuh 9 tahun aja.
Tapi, semakin gue meresapi ceritanya, gue malah ngerasa kalo kisah Ted-The Mother-Robin ini malah jadi lebih realistis. Gak semua orang bisa punya sensor super hebat untuk mendeteksi the love of his life-nya yang begitu ngomong satu kalimat langsung berasa nyambung dan akhirnya hidup bahagia seumur hidup. Ted memang dibentuk jadi karakter yang super romantis dan idealis dalam masalah cinta-cintaan, jadinya, waktu dia pilih untuk kembali kencan sama Robin enam tahun setelah istrinya meninggal citra romantisnya ini agak sedikit tercoreng. Kesannya selama ini Ted medua. Hidup bareng The Mother tapi tetap ada Robin dipikirannya. Buat gue ini justru bikin karakter Ted jadi lebih manusiawi. Susah aja bok rasanya jadi orang yang bener-bener cuma bisa cinta mati sama satu orang aja, apalagi kalo kemudian orangnya itu isdet. Mungkin karena gue selalu percaya you can have more than one soulmates in your life.
Kisah Ted ini juga menjelaskan kalo cinta itu memang rumit banget. Gak sekedar i love her and she loves me back seperti Lily dan Marshall. Banyak yang bisa cinta lebih sama satu orang, ada yang bisa jatuh cinta berkali-kali, ada yang bisa cinta trus lupa trus cinta lagi, ada yang cinta tapi trus dilupa-lupain tapi terus balik cinta beneran lagi, ada yang cinta tapi ternyata gak jodoh seperi Robin dan Barney. Ada yang sekarang gak berjodoh tapi ternyata di kemudian hari malah jadi berjodoh seperti Ted dan Robin. Jadi buat gue gak ada yang salah kalo akhirnya Ted kembali ke Robin.
Dan yang paling gue suka, kisah Ted dan Robin mengajarkan kalo dalam hidup selalu ada kesempatan kedua. Ted gak harus sendiri terus setelah kematian The Mother. Robin juga gak harus terus nelongso setelah cerai dari Barney. Dan “the gang” pada akhirnya bisa bersatu kembali. Intinya sih, Robin dan Ted memang selama 9 tahun HIMYM gak pernah kesampean buat berjodoh. Memang waktu itu belum saatnya mereka untuk berjodoh. Kan katanya semua akan indah pada waktunya. Gak masalah juga kalo Robin berstatus mantan istrinya Barney dan Ted harusnya kan udah ketemu soulmatenya, which is The Mother. Semua orang punya porsinya masing-masing dalam hidup kita. Ted dan The Mother beneran crazyly in love with each other tapi emang mereka cuma dikasih waktu sekian tahun aja. Setelah itu life goes on, people need to move on.
Jadi inget kisah diri sendiri dan misua (ceileeee….nyama-nyamain aje). Tapi gue dan Mikko juga butuh waktu cukup lama untuk bersatu. 5 tahun aja bok. Dan dalam masa 5 tahun itu gue gak single karena pacaran sama cowo-cowo lain. Mikko juga lagi ganda campuran sama cewe-cewe lain. Tapi deep down inside sih kita tetap saling suka, cuma perasaan ini gak dimunculkan aja ke alam sadar karena memang waktunya belum tepat. Dan lima tahun kemudian ketika kami AKHIRNYA sama-sama single, we took the effort to see each other again. Credit goes to Mikko karena sebenernya dia yang dateng ngunjungin gue ke Singapur waktu itu. Sampe sekarang gue masih bersyukur karena gue mau membuka diri untuk CLBK-an sama Mikko. Kalo gak mungkin sekarang akyu masih madesu di Singapur. Seandainya waktu itu Mikko gak percaya ada kesempatan kedua buat kami, gak bakalan ada Kai dan Sami di dunia ini.
Kesimpulannya sih, there is nothing wrong with CLBK, when the time is right.
So, here’s to 9 wonderful years with How I Met Your Mother.
Akhirnya selesai juga ya joooooooooooooooo
Cheers!
And btw, maap ya kalo spoiler!
