Berbeda dengan pengalaman sebelumnya, selama tinggal di Finlandia ini gue tertarik sekali mendegar tentang hal-hal yang katanya sih “finlandia banget”. Kayanya keinginan untuk belajar budaya lokal dan berasimilasi sangat menggebu-gebu di dada ini. Walaupun,…kok yaaa…demennya ngumpul sama orang Indonesia melulu? Setahunan belajar bahasa sini yang keluar tetep bahasa tubuh. Kalo diajak ngomong sama penduduk lokal seringnya gemeteran dan kemudian memilih cepet-cepet kabur. Lha, begimana mau berasimilasi ini toh?
Tapi memang, bagi gue Finlandia ini menarik sekali. Negara paling “jauh” yang pernah gue tinggali, paling dingin cuacanya, paling banyak saljunya, paling mahal biaya hidupnya, dan paling-paling lainnya dibandingkan negara-negara lain yang pernah gue singgahi. Pokonya, buat gue Finlandia tuh eksyotis sekali lah.
Dan tentunya di sini ada tiga orang yang sangat gue cintai. Mikko, Kai dan Sami. Berhubung Finlandia adalah tanah kelahiran mereka, sekaligus tempat tinggal kami sekarang ini, gue pun lantas kepengen banget menjadikan Finlandia sebagai rumah ke dua gue (tapi susah yeee berasa “feel at home” kalo bahasanya aja kagak ngerti.—> thus the importance of teaching your kids their mother tongue(s). Kalo mereka gak bisa bahasanya gimana mau berasa feel at home di tempat yang sebenernya tanah air mereka? *teteup, pesan sponsor dari pendukung OPOL dan bilingualisme garis keras)
Nah, berhubung di sekolah sering banget dibahas hal-hal yang “kefinlandia-an”, termasuk juga beberapa berita di koran tentang negara kulkas ini, mari kita bahas Finlandia dan serba-serbinya dari kacamata si pangamat amatiran dan suka-suka ini.
SAUNA
Ada yang tau kalo orang Finlandia suka banget ke sauna? Sukaaaaaaaa banget, sampe-sampe hampir setiap bangunan pasti ada saunanya. Termasuk juga rumah pribadi dan apartemen pasti punya sauna kecil di kamar mandinya. Kalo di unit apartemen gak ada sauna bisa dipastikan ada sauna tersedia di basement gedungnya yang bisa dipakai oleh penghuni secara bergiliran. Pokonya punya sauna itu whazib hukumnya di sini.
Menurut buku sekolah sauna adalah ruangan pertama yang dibikin ketika membangun rumah supaya penghuni rumahnya bisa tinggal di sauna dulu sambil menunggu ruangan lainnya diselesaikan. Kenapa di sauna? Ya, karena sauna kan hangat. Namanya juga negara kulkas, sukanya yang anget-anget.
Kalo di perkotaan praktek di atas memang sudah ditinggalkan secara kebanyakan tinggalnya di apartemen dan pembangunan rumah pun ditangani oleh kontraktor. Tapi di desa-desa kecil, dimana masih banyak orang yang membangun rumahnya sendiri, kegiatan tinggal di sauna ini masih bisa ditemui.
Segitu pentingnya kegiatan bersauna di sini sampai-sampai meeting kantor pun kadang sambil saunaan juga. Kalo di tempat lain bos-bos besar bikin deal sambil bergolf, orang sini meetingnya sambil keringetan di sauna. Semoga gak pake bau ketek yaaa.
Menurut orang sini bersauna itu bikin relax, pikiran jadi tenang, otot-otot tubuh melemas, omongan jadi lancar, makanya…cowo-cowo sini yang terkenal dingin dan pendiam itu bisa tiba-tiba saling curhat dan bergosip kalo lagi sauna.

Film Miesten Vuorot, film Finlandia tentang obrolan cowo-cowo selama bersauna
Memang peraturan di sini cukup ketat untuk masalah pembagian sauna cewe dan cowo. Kecuali di rumah sendiri, kegiatan bersauna gak boleh campur jenis kelamin. Apalagi nih, di Finlandia sini wajib bener hukumnya bersauna sambil telenji. Telenji bulat tanpa sehelai benang menutupi badan. Satu-satunya yang boleh dibawa cuma selembar handuk, bukan untuk menutupi daerah pribadi tapi dipake sebagai alas duduk supaya pantat gak setengah mateng seandainya bangku di sauna terlalu panas.
Orang sini ingin sauna jadi tempat yang sebersih-bersihnya. Benda-beda seperti pakaian dalam atau pakaian renang diduga bisa membawa kotoran dan kuman ke dalam sauna, makanya di sini wajib berpolos ria kalau mau ke sauna.
Ibu guru di sekolah juga bercerita, jaman dahulu banyak wanita melahirkan bayinya di sauna karena sauna dianggap tempat yang paling higienis. Pemandian jenazah juga dilakukan di sauna dengan alasan yang sama. Buat yang flu, pilek, ingusan dan sakit tenggorokan? Sauna juga jawabannya. Sauna is the cehapest medicine. Gitu katanya.

Vihta, daun-daunan dari pohon kuivu yang dipakai untuk memukul-mukul badan saat bersauna. Katanya sih buat kesehatan.
Segitu pentingnya peran sauna dalam kehidupan orang sini, gak salah kayanya kalo mereka bilang sauna itu ibarat tempat suci. Pantang dikotori. Makanya, jangan berani-berani masuk sauna sini sambil pake baju renang atau sempak. Apalagi sambil bawa lulur segambreng. Pasti disemprot sama pengunjung lain. Kecuali kalo di rumah sendiri ya…gak bakal ada yang marahin. Lha, kalo di rumah sendiri mah ngapain malu telanjang, kagak ada yang liat juga kan cyin?
Tapi, kalo menurut pengalaman pribadi gue sih, sauna rumahan biasanya terlalu “kering” bikin gampang sesak nafas. Sauna umum pastinya lebih besar dan kelembabannya lebih terjaga, bikin kita jadi rileks dan tambah pewe.
MENNÄ MÖKILLE (PERGI KE PONDOK)
Nah,…ini mungkin kecintaan orang Finlandia yang kedua. Pergi ke pondok.
Kalo orang Jakarta suka ke puncak nginep di pila (alias villa), penduduk negara kulkas sukanya pergi ke mökki atau pondok yang biasanya nyempil di daerah terpencil, kalo perlu di tengah hutan. Kalo bahasa inggrisnya mungkin summer cabin atau cottage.
Ngapain di mökki? Ngapain lagi kalo bukan…sekali lagi…bersauna! Ebuset, orang sini, emang kagak bisa lepas dari sauna.
Beda sama sauna di kota yang umumnya pake listrik, di mökki inilah yang namanya sauna sebana-bananya sauna. Sauna yang bahan bakarnya masih pake kayu. Jadi jangan heran kalo nemu kapak di mökki karena emang kayunya harus motong sendiri.
Selain bersauna, kegiatan populer lainnya kalo lagi ke mökki adalah jalan-jalan ke hutan petik arbei-arbeian atau jejamuran. Musim panas saatnya panen bluberi, raspberry, longanberry, dan beri-beri lainnya. Di musim gugur gantian jamur-jamur yang meraja. Ada kantareli yang enak sekali itu, ada suppilo, herkkutati dan masih banyak lagi.
Katanya sih perempuan lebih suka kegiatan petik-memetik ini sementara bapak-bapak bakal lebih semangat kalo diajak memancing. Pada umumnya mökki memang didirikan dekat sungai, danau atau laut, jadi kegiatan air memang salah satu agenda wajib kalo lagi ke mökki. Bisa berenang, naik sampan, atau yang tadi itu…memancing.
Kalo mancingnya sukses, ikannya dibakar diasap atau dibakar di api unggun. Gak ada deh yang ngalahin enaknya ikan segar yang ditangkap sendiri.

mökki

kayu bakar untuk sauna
Sementara kalo musim dingin kegiatan di mökki masih seputar sauna-saunaan juga. Tapi nih, yang bikin seru…saunanya diselingi sambil guling-gulingan di salju atau nyebur ke avanto, semacam lubang besar di sungai atau danau yang membeku. Tentunya tanpa pake baju ya, inget dong, saunaannya harus sambil telenji.
“Loh…di liat orang dong?” Gue pernah bertanya
“Ya gak bakal ada yang liat juga kaleee” jawab Mikko. “Mökkinya kan di tempat terpencil dan terisolasi gitu. Gak ada tetangga, gak ada orang di sekitarnya. Justru itulah kenapa orang sini suka banget ke Mökki. They want to be alone so they can act as crazy as possible”
“Tapi udah gila apa yaaa? Dingin-dingin gitu keluar sambil telanjang. Nyebur ke air es pula?” Gue pernah berseru ke mertua.
Justru enaaaak. Jawab beliau. Pergantian panas dan dingin begitu justru bikin badan segar dan sehat. Begitu katanya.
Katanya yaaaa….
Karenaaaaaa….gue ini sebenarnya belom pernah ke mökki, sodara-sodara. Cucian deh yaaaa.

berendem di avanto
Kami gak punya mökki, mertua pun gak punya, jadi satu-satunya pilihan adalah cari mökki sewaan. Tapi Mikko gak tertarik sama kegiatan memondok ini. Membosankan, katanya. Gak ada yang bisa diliat. Padahal gue pengeeeeeeen bangeeet ngerasain liburan yang kembali ke alam seperti itu. Biar berasa jadi orang Finlandia getoooo.
Yakin mau? Tanya Mikko.
Kebanyakan Mökki masih belom pada pake listrik. Gak ada cerita nonton tivi, apalagi internetan. Dan pada umumnya juga, di dalam mökki gak ada WC karena WCnya di luar, itu pun dalam bentuk yang masih primitif banget. Mau pipis sambil gelap-gelapan di hutan tengah malam? Begitu kata Mikko.
Mungkin aja Mikko cuma nakut-nakutin biar gue gak merengek lagi minta ke mökki. Maklum, nyewa mökkinya lumayan mahal juga. Belon lagi harus nyewa mobilnya karena ke tempat sepi begitu pastinya gak ada kereta atau bis. Cuma mau pipis di rumput sambil digigitin nyamuk kok harus repot banget sih? Begitu pikir Mikko.
Padahal mah…kalo lagi di Indonesia doi mau banget bersusah payah ke tempat-tempat terpencil. Tersasar-sasar di hutan, numpang tidur di kantor polisi, naik PELNI kelas ekonomi.
Bang, awas digigit nyamuk,bang. *kasih autan*
TES DOMPET JATUH
Ini baru gue baca di koran. Ada yang baca artikelnya? Ini salah satunya dari dailymail: http://www.dailymail.co.uk/news/article-2430530/Helsinki-worlds-honest-city-Lisbon-lost-wallet-test.html . Singkatnya, ada sebuah eksperimen sosial yang dilakukan di 16 kota di berbagai negara. Tim peneliti menjatuhkan 12 dompet bersisi uang di kota tersebut dan menghitung berapa banyak dompet yang kemudian dikembalikan. Helsinki menduduki peringkat pertama sebagai “kota paling jujur”. 11 dari 12 dompet kembali ke tim peneliti dalam keadaan utuh.
Penduduk Finlandia memang terkenal dengan kejujurannya makanya tingkat korupsi di sini mendekati 0% saking politikusnya jujur-jujur banget. Kejujuran ini terlihat dari hal-hal kecil yang kadang sepele banget. Misalnya suatu hari gue bilang ke Mikko ”Aku gak punya buku tulis, nih. Mau dong satu notes book dari kantor suami”
“Beli aja sendiri di toko buku karena kalo aku ambil dari kantor itu artinya mencuri”
Cerita temen-temen lain curhatnya juga sama…suaminya satu tipe jugaaaa… Ada yang gak mau pake telepon kantor buat nelpon istrinya, ada yang gak mau ambilin pulpen dari kantor, apalagi kalo membujuk suami Finlandia untuk bolos kantor biar bisa pacar-pacaran….GAK BAKAL MAU!!!!!
Gue sendiri pernah beberapa kali ketinggalan hape selama di sini. Alhamdulillah selalu balik lagi karena ada yang nemuin dan kemudian ditaro di bagian lost and found.
Temen gue yang orang Maroko pernah bilang “I hate almost everything about this country, but for this one particular thing, I have to give my respect. The people in here are so honest, you don’t have to worry about people stealing your stuffs”
“Kalo emang apes kecurian….pasti pencurinya ORANG ASING” begitu doi menyimpulkan yang bikin gue ketawa terkikik-kikik.
Kembali ke tes dompet jatuh, gue cukup terkejut melihat peringkat nomer dua-nya dipegang oleh Mumbai.
Mumbai gitu loh. Yang rasa-rasanya lebih kumuh dari Jakarta.
Untuk Jakarta sendiri gue sering berpikiran “Belon jatoh aja dompet udah ilang. Apalagi kalo jatoh???”
Tapi melihat Mumbai passed the test with flying colors jadi penasaran juga ya? Apa jadinya kalau tes yang sama dilakukan di Jakarta? Mungkinkah kita masih punya harapan?
BUKAN SKANDINAVIA
Ini pengetahuan yang lumayan baru buat gue. Dulu-dulu gue selalu mikir kalo Finlandia itu termasuk negara Skandinavia. Ternyata BUKAN!
Jadi, berdasarkan definisi yang sebenarnya, Skandinavia itu mengacu pada kelompok negara yang memiliki latar belakang sejarah dan akar bahasa yang sama. Negara-negara ini adalah Denmark, Swedia dan Norwegia. Ketiga negara ini dulunya merupakan teritori bangsa Viking dan kabarnya bahasa mereka mirip-mirip sehingga bisa saling ngerti satu sama lain. Kaya Indonesia-Malaysia gitu mungkin, ya.
Islandia sebenarnya juga memiliki akar bahasa yang berdekatan dengan ketiga negara tersebut, karena itu, Islandia pun bisa juga dimasukkan ke dalam kelompok negara Skandinavia.
Tapi kalo Finlandia, beuuuuuuhhh…beda sendiri bahasanya. Kagak ada mirip-miripnya sama negara tetangga. Dan entah kenapa, bangsa Viking dulu itu invasinya gak sampe ke Finlandia. Padahal kan tinggal ngesot dikit aja dari Swedia. Kenapa ya? Kebanyakan hutan kali ya di sini?
Karena itu, seharusnya Finlandia tidak bisa disebut sebagai negara Skandinavia.
Tapi berhubung secara geografis emang satu daerah, istilah Skandinavia ini suka interchangeably dipakai juga sebagai istilah untuk mengelompokkan negara-negara di area eropa utara.
Walaupun begituuuu…orang Finlandia sendiri gak pernah memakai kata Skandinavia untuk menggambarkan negaranya. Nordic (atau Nordic countries) adalah istilah yang lebih tepat untuk menjelaskan di kelompok mana negara ini berada.
PENDIDIKAN
Satu lagi yaaa….yang satu ini pasti udah pada tau deh. Kalo gue nyebut Finlandia, pasti pernah denger deh tentang prestasinya di PISA studies sebagai negara dengan kualitas pendidikan terbaik. Udah bosen lah ya kalo ngomongin itu…di wall facebook gue banyak banget seliweran artikel dengan topik yang begitu-begitu lagi. Zzzzzzzzzz….
Tapi ada satu hal yang sampai saat ini terpatri di otak gue. Sayang sekali gue gak nemuin artikel yang pernah gue baca dan bikin hati gue tersentuh itu, tapi kira-kira di artikel tersebut tertulis begini:
“Ketika kami dibilang sebagai yang terbaik menurut PISA study, kami cuma tertawa, ah,..ini pasti suatu kesalahan, pikir kami. Ketika kami tiga kali berturut-turut di posisi pertama, baru kami mulai berpikir “We must be doing something right here and we shall continue”
Nah, di sini aja gue udah terharu. Orang-orang sini memang terkenal rendah hati, bahkan bisa dibilang minderan dan gak percaya diri. Makanya dibilang jawara satu bukannya bangga malah gak percayaan.
Tapi yang bikin gue hampir netesin air mata waktu tokoh dalam artikel tersebut berkata:
“Ketika Finlandia melakukan reformasi sistem pendidikannya, tujuanmya bukan untuk menjadi yang terbaik. Yang sebenarnya jadi tujuan adalah memberikan kesempatan bagi SEMUA ORANG untuk mendapatkan pendidikan. EQUALITY, itu lah yang kami inginkan, bukan kompetisi”
Sejak saat itu gue pun say no to private schools dan say yes kepada sekolah rakyat, dimana semua orang bisa masuk tanpa pandang bulu, gak perlu pake tes-tesan segala, gak pake beda-bedain tingkat sosial, kecerdasan dan lain-lainnya.
Easier said than done pastinya. Kalo gue tinggal di Jakarta, apa gue mau masukin anak-anak ke sekolah negri yang rumornya terlalu academic oriented itu? Mungkin enggak.
Mau masukin sekolah swasta yang katanya lebih well-rounded education? Mungkin gak ada duitnya.
Idealnya ada beberapa hal yang harusnya gak boleh dikomersialisasikan. Salah satunya pendidikan. Tapi keadaan di Jakarta saat ini cukup bikin gue bingung untu menarik batas antara “mahal demi kualitas” dan “mahal karena komersial”
Indonesia memang bukan negara sosialis seperti Finlandia, jadinya ide untuk menyamaratakan fasilitas buat semua orang mungkin bakal susah diterima. Tapi, selama sekolah swasta tumbuh subur, tetap bakal ada gap antara si miskin dan si kaya dimana cuma yang punya duit yang dapet akses ke pendidikan yang baik. Tapi kalo mau ngandelin pemerintah doang….ya sudahlah….gak usah dibahas ini mah…
Masalah yang pelik amat ini ya, bikin gue jadi ngantuk.
Segini dulu aja serba-serbinya, lain kali gue tulis hal-hal lainnya yang gue anggap cukup menarik di sini. Termasuk hal-hal yang sangat trivial seperti wafer kesukaan gue di sini yang kayanya wafer terenak sedunia buat gue. Atau fish and chips murah meriah di Hesburger yang lebih garing daripada keluaran Hard Rock Cafe atau Fish n Co.
Dan satu peringatan….gak usah percaya-percaya banget sama tulisan gue. Gue sendiri gak yakin yang gue tulis bener semua. Banyaknya sih cuma denger sana sini atau dikira-kira aja sendiri. HAHA.
Yang punya cerita-cerita menarik lain tentang Finlandia feel free to share here ya.
